live chat fb



3.12.13

Izinkan Bapak Belajar


Saat saya sedang duduk santai di beranda, istri saya menghampiri dan menemani untuk ngobrol berbagai hal. Setelah cukup lama ngobrol, dengan lembut istri saya berkata, “Mas Asa (19 tahun, anak kedua kami) kemarin protes kepada bapak melalui saya.”

Setelah terdiam sejenak, istri saya kemudian melanjutkan, “Saat mas Asa punya ide bisnis, lalu disampaikan dengan penuh semangat ke bapak, bapak malah mencari kelemahan ide dan gagasan bisnis itu. Walau mas Asa menyadari idenya itu ada kelemahan, tetapi seharusnya ia diberi apresiasi dulu, baru dikritisi.”

Mendengar penjelasan istri saya tersebut, saya menarik nafas panjang sembari mengingat saat Asa mempresentasikan ide bisnisnya. Anak lelaki saya ini ingin mengembangkan bisnis makanan khas daerah untuk kemudian diekspor ke berbagai negara. Ketika itu saya memang fokus menyerang idenya dengan mengatakan pasar dalam negeri masih luas, mengapa harus ekspor, bla bla bla.

Usai diskusi dengan istri, saya menyadari bahwa ternyata saya belum menjadi seorang ayah yang baik. Seharusnyalah, ide sekecil apapun yang disampaikan seorang anak kepada ayahnya diberi apresiasi dan penghormatan yang pantas.

Apalagi sebelum presentasi, anak saya sudah belajar dan mempelajari kelayakan bisnisnya serta berkonsultasi dengan banyak ahli. Oleh karena itulah Asa yakin dengan ide dan gagasannya. Sayang, ide itu dipatahkan oleh saya, ayahnya sendiri.

Sebagai orangtua, saya masih perlu terus belajar. Saya harus tahu kapan saatnya memotivasi, kapan saatnya mengkritisi. Sebagai orangtua, saya juga harus belajar kapan saatnya memberikan komentar dan kapan saatnya “berkelakar”.

Sebagai orangtua, saya perlu belajar kapan saatnya memberikan pelajaran dengan lisan dan kapan saatnya membiarkan anak-anak dapat pelajaran dari sekolah kehidupan. Memang, pelajaran dari sekolah kehidupan terkadang berupa kegagalan dan penderitaan, tetapi itu diperlukan bagi kematangan anak-anak di masa yang akan datang.

Duhai anakku, tumbuh dan berkembanglah sesuai dengan zamanmu. Sementara bapak yang merupakan produk masa lalu ini akan terus belajar memahami perkembangan eramu agar bapak tidak salah dalam mendampingi perjalanan hidupmu. Maafkan bapakmu, izinkanlah bapakmu untuk terus belajar menjadi orangtua yang tepat bagimu.



sumber:http://jamilazzaini.com

All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting