live chat fb



11.7.13

Cara mengetahui kekuatan jiwa seseorang


Tak bisa dipungkiri, Tuhan Maha Segalanya. Segala yang Dia ciptakan adalah Maha Karya yang tak ada bandingannya. Salah satunya adalah manusia. Manusia dikaruniai akal budi yang sempurna untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya menjalani kehidupan di dunia ini. Akal budi manusia tak lepas dari otak dan jiwa dari manusia itu sendiri. Dengan jiwa dan otak banyak hal yang bisa manusia lakukan, dari hal yang paling baik hingga yang paling buruk semua bersumber dari otak. Seseorang sanggup membuat berbagai ide cemerlang dan improvisasi timbul dari sana, dan itupun tak lepas dari jiwanya.

 Jiwa adalah sumber kekuatan semua manusia di dunia ini. Manusia yang jiwanya lemah akan tampil sebagai sosok yang lemah pula. Namun, manusia yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang kuat pula. Ini bukan berarti sekadar dalam arti fisik, melainkan kekuatan pribadinya dalam menghadapi berbagai badai kehidupan yang tak bisa diprediksi sebelumnya. Coba Sampean lihat teman, keluarga ataupun tetangga Sampean. Jika Sampean bisa merasakan setiap orang pasti memiliki kekuatan jiwa yang berbeda-beda. Mengapa demikian, bukankah kita sama-sama dikaruniai jiwa oleh yang Maha Kuasa? Tuhan sudah memberikan sesuatu yang berharga, baik tidaknya, kuat lemahnya tergantung kita sendiri bagaimana memberdayakannya.

 Orang yang mempunyai jiwa kuat bukan hanya berpengaruh pada keteguhan pribadinya, melainkan bisa digunakan untuk mempengaruhi orang lain dan bahkan benda-benda mati di sekitarnya. Pernah lihat orang yang dihipnotis bukan? Percaya nggak percaya begitulah adanya. Sampean bisa melihat betapa besarnya kekuatan yang ditebarkan oleh Bung Karn Prsiden RI yang pertama dengan pidatonya. Ia bisa mempengaruhi ribuan orang hanya dengan kata-katanya. Ribuan orang terpesona dan rela berpanas-panas, berdesak-desakan, berjuang dan berkorban mengikuti yang beliau sampaikan pada pidato tersebut.

 Sampean juga bisa merasakan betapa hebatnya kekuatan yang digetarkan oleh Mozart Beethoven lewat karya-karya musiknya. Berpuluh tahun karya mereka dimainkan dan mempesonakan banyak musikus dan penikmat musik di seluruh dunia. Atau lebih dahsyat lagi adalah kekuatan yang terpancar dari jiwa para Nabi. Keteladanan dan risalah yang beliau bawa telah mampu mengubah kehidupan hampir di seluruh dunia. Dan hingga sampai sekarang terus berkembang.

 Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan dari mana serta dengan cara apa kekuatan yang demikian dahsyat itu terpancar? Semua itu tak lepas dari kekuatan jiwa yang terpancar dari seseorang. Dengan mekanisme otak sebagai pintu keluar masuknya.

 Mempelajari aktivitas otak berarti juga mempelajari aktivitas jiwa. Mangapa demikian? Karena seperti yang telah kita bahas di atas. Jiwa adalah program-program istimewa yang dimasukkan ke dalam sel-sel otak. Dan program-program itu lantas berkolaborasi membentuk suatu sistem di dalam organ otak. Oleh karena itu, setiap apa yang dihasilkan otak adalah pancaran dari aktivitas jiwa kita.

Memahami pancaran jiwa
 Lalu, bagaimana memahaminya? Banyak cara. Di antaranya dengan memahami produk-produk otak sebagai organ pemikir. Jika kita membaca karya seseorang baik berupa karya tulis, musik, pidato, atau karya-karya seni dan ilmu pengetahuan lainnya, kita sedang memahami jiwa seseorang.

 Di dalam sebuah karya tersebut pasti terkandung sebuah energi/kekuatan yang tersimpan di dalam maknanya. Untuk bisa merasakan kekuatan tersebut tentu kita harus menggunakan panca indera terhadap suatu karya, namun hati atau jiwa kita tidak ikut dalam proses pemahaman itu, tentu kita tidak bisa merasakan besarnya energi/kekuatan yang terpancar. Karya itu tidak lebih hanya sebagai seonggok benda mati. Tapi begitu kita melibatkan hati dan jiwa, tiba-tiba karya itu menjadi lebih hidup dan bermakna.

 Yang demikian itu bisa terjadi pada pemahaman apa saja. Setiap kita ingin menangkap makna, maka kita harus melibatkan hati dan jiwa. Hati adalah sensor penerima getaran universal di dalam diri seseorang. Ada yang menyebutnya sebagai indera ke-enam.

 Kombinasi antara panca indera dan hati akan menyebabkan kita bisa melakukan pemahaman. Tetapi semua sinyalnya tetap dikirim ke otak sebagai pusat pemahaman atas informasi panca indera dan hati tersebut. Di situlah jiwa bekerja sebagai mekanisme kompleks dari seluruh rangkaian sofware yang ada di sel-sel otak.

 Jadi, otak memancarkan gelombang energi yang tersimpan di dalam maknanya. Makna itu sendiri sebenarnya bukanlah energi, meskipun ia mengandung energi. Makna juga bukan materi. Makna adalah makna alias informasi.

 Selama ini kita memahami eksistensi alam semesta hanya tersusun dari 4 variable, yaitu ruang, waktu, materi dan energi. Sebenarnya informasi adalah variable ke-5 yang urut menyusun alam semesta. Para pakar fisika tidak memasukkan informasi sebagai salah satu variable penyusun alam karena pengukuran informasi itu tidak dapat dilakukan oleh alat ukur material seperti mengukur ruang, waktu energi dan materi. Makna atau informasi hanya bisa diukur oleh perasaan makhluk hidup.

 Tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi kini bisa diukur secara lebih kuantitatif bukan hanya kualitatif. Nah, variable ke-5 inilah banyak berperan ketika kita membicarakan makhluk hidup. Khususnya yang berkaitan dengan jiwa dan ruh. Sebab ukuran-ukuran yang bisa kita kenakan pada aktivitas jiwa dan ruh itu bukan hanya sebatas ukuran ruang, waktu, energi dan materi, melainkan ukuran informasi alias makna. dan itu belum terwadahi oleh 4 variable tersebut.

Sebenarnya, makna itu memiliki arti yang jauh lebih mendalam di bandingkan sekedar informasi. Meskipun tidak bisa diukur secara langsung sebagaimana mengukur kuantitas ruang, waktu, energi dan materi. tetapi informasi dan makna itu bisa bermanifestasi ke dalamnya. Informasi dan makna menjelajah ke seluruh dimensi tersebut.

Misalnya saja: rasa bahagia bisa terpancar di wajah seseorang (dalam bentuk materi dan energi), dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat (menempati ruang dan waktu). Informasi tersebut juga bisa ditransfer kepada orang lain, sehingga memunculkan energi tertentu. Jika Sampean sedang merasa gembira, kemudian menceritakan kegembiraan itu kepada orang dekat Sampean, maka orang tersebut akan merasa ikut gembira. Dan ketika ia ikut merasa gembira, dia sebenarnya telah menerima energi kegembiraan itu dari Sampean. Dia tiba-tiba terdorong untuk tertawa atau bahkan menangis gembira.

Dalam bentuk apakah energi kegembiraan itu terpancar ke orang dekat Sampean? Apakah suara Sampean yang keras dan menggetarkan gendang telinganya itu menyebabkan dia tertawa? Pastilah bukan. Apakah juga karena suara Sampean yang mengalun merdu, sehingga ia ikut gembira? Juga bukan. Penyebabnya adalah karena isi alias makna cerita Sampean tersebut.

Dan uniknya, energi yang tersimpan di dalam makna itu tidak bisa diukur besarnya secara statis, seperti mengukur waktu, atau energi panas. Energi informasi itu besarnya bisa berubah-ubah bergantung kepada si penerima itu sendiri. Jika si penerima berita demikian antusias dalam menanggapi berita gembira itu, maka dia akan menerima energi yang lebih besar lagi. Mungkin dia bisa tertawa sambil berurai air mata gembira, berjingkrak dan sebagainya. Padahal bagi orang lain berita yang sama belum tentu menimbulkan energi yang sehebat itu pula.

Jadi kekuatan energi informasi terletak pada kualitas interkasi antara sumber informasi, penerima dan makna yang terkandung di dalamnya. Dan semua itu berlangsung dengan sangat dinamis. Itulah yang terjadi dalam mekanisme pancaran gelombang otak kita sebagai representasi jiwa. Jadi, secara umum kita melihat bahwa aktivasi otak seiring dengan aktivitas jiwa. Aktivitas jiwa bakal memancarkan energi makna. Energi makna tersebut lantas memicu munculnya energi elektromagnet di sel-sel otak. Selanjutnya energi elektromagnet tersebut  memunculkan jenis-jenis neurotransmister dan hormon tertentu yang terkait dengan kualitas aktivitas jiwa tersebut. Misal, neurotransmister untuk kemarahan berbeda dengan kegembiraan, berbeda dengan sedih, malas dan lain sebagainya.

Nah, dengan mengetahui dan memahami kekuatan jiwa yang kita miliki maka gunakanlah kekuatan kita untuk kebajikan. Selanjutnya kembangkan untuk memotivasi kehidupan keluarga, sanak saudara, tetangga dan sahabat. Semoga kehidupan Sampean lebih bermakna untuk orang lain, bukan hanya untuk pribadi.

All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting