live chat fb



1.10.12

Mengapa harus galau?


Bro en Sis pembaca gaulislam, nggak cukupkah Allah Swt. ngasih nikmat buat kita? Nggak nyadar kalo kita udah diberi waktu untuk hidup? Saat kita bangun pagi, membaca doa, lalu berpikir sejenak: “Aku masih hidup, terima kasih ya Allah. Engkau telah memberikan kesempatan bagiku untuk menjemput karunia-Mu yang besar dan berlimpah di dunia ini”. Subhanallah, kalo semua remaja dan umat manusia ini berpikiran demikian, rasanya sedikit, atau malah nggak ada yang galau dalam hidupnya. 

Seberat apapun masalah yang dihadapi, nggak akan berkeluh kesah dan putus asa. Sebaliknya, akan kian semangat mencari solusinya dengan tetap mengharap ridho Allah.
Rasa-rasanya di antara kaum muslimin umumnya sudah pernah membaca surat ar-Rahman. Ya, pasti akan berkesan dengan diulang-ulangnya hingga 31 kali  ayat: Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”). Ayat ini diletakkan di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada manusia. ‘Seolah-olah’ Allah Swt. mempertanyakan kepada kita: “NikmatKu yang mana yang kamu dustakan?”

Jika kita sedang berhadapan dengan seseorang yang mempertanyakan dengan pertanyaan seperti itu kepada kita, rasanya kita akan takut ketika kita memang mendustakan pemberiaan orang tersebut. Apalagi di hadapan Allah Swt.? PertanyaanNya terasa sangat menghunjam dada kita. Sesak rasanya. Meski kita tak mendustakan nikmatNya, namun tetap saja ada rasa khawatir, “jangan-jangan banyak juga nikmat yang tak terasa yang kita lupa bersyukur kepadaNya, atau bahkan tak menganggapnya sebagai nikmat”. Kita pantas takut.

So, nggak ada alasan untuk galau kan? Allah Swt. udah ngasih begitu banyak kenikmatan bagi kita. Ngapain juga kudu nulis status di facebook: “gue sedih, pacar ninggalin gue… ada racun serangga nggak ya?” Wedew! Cemen banget. Atau nge-twit gini: “Tuhan nggak adil, aku tak pernah bisa bahagia” Astaghfirullah. Ckckck.. jangan sampe kayak gitu Bro en Sis! Nggak boleh berburuk sangka kepada Allah Swt. Lagian, ngapain juga nulis di facebook yang bisa dibaca ribuan teman kamu atau ribuan follower-mu di twitter, apakah ingin seluruh dunia tahu tentang kamu? Dulu waktu SMP saya punya buku harian, yang isinya hanya saya yang tahu. 
Keluh kesah tetap ada, tapi saya menguncinya dengan rapat di buku harian. Orang lain tak boleh tahu. Kalo sekarang? Hehehe.. facebook dan twitter udah jadi sarana penampungan dan publikasi galau kamu. Halah!

‘Curhat’sama Allah Swt.


Sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt., nggak pantes banget kalo kita berkeluh kesah, putus asa, dan mengumbar kegalauan kamu ke seantero penduduk bumi. Cukup Allah Ta’ala saja sebagai tempat kamu ‘curhat’. Orang lain belum tentu bisa semuanya membantu kesulitanmu, tetapi Allah Swt. insya Allah pasti akan menolongmu. Jadi selalu ingat Allah di kala hatimu resah, gelisah, gundah gulana bin galau.

Allah Swt berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)
Salah seorang ulama salaf berkata: “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya” (Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab “Igaatsatul lahfaan” (1/72)

Sobat muda muslim pembaca setia gaulislam, bertakwalah kepada Allah Swt., insya Allah masalah yang kita hadapi ada jalan keluarnya dan tawakkallah kepada Allah Swt, insya Allah Dia akan mencukupkan keperluan kita. Sebagaimana dalam firmanNya (yang artinya): “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS ath-Thlaaq [65]: 2-3)
Ayat ini adalah janji Allah Swt. Kita wajib mempercayainya. So, nggak usah galau atas segala kesempitan dan kesusahan yang kamu hadapi. Takwa dan tawakkal kepada Allah Swt akan menentramkan pikiran dan perasaan kita. Tetap berdoa kepadaNya minta dimudahkan dalam segala urusan kehidupan kita. Insya Allah ada jalan keluarnya.

Tips sederhana
Bro en Sis, nih ada sedikit tips praktis yang insya Allah bisa membantu kamu ngilangin galau: 

Pertama, jangan putus asa.Benar sobat. Nggak perlu untuk putus asa. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dalam hidup kita. Realistis saja. Ibarat dua sisi mata uang, kalo yang satu adalah kegagalan, maka sisi lainnya adalah keberhasilan. Jadi, masih ada kesempatan untuk mencobanya lagi. Maju terus pantang mundur dan jangan galau

Kedua, belajar dari kesalahan. Hidup ini penuh dinamika sobat. Kemarin kita boleh gagal. Tapi esok, jangan terulang lagi. Itu sebabnya, pelajari kenapa kita gagal. Mungkin ada kesalahan yang kita lakukan. Mending pelajari dan perbaiki kesalahan itu ketimbang ngumbar galaumu.

Ketiga, galang dukungan. Nggak usah malu untuk meminta dukungan dari pihak lain. Apalagi jika kekuatannya bisa memperbaiki kegagalan dan kegalauan kita. Kita bisa lakukan itu untuk meningkatkan semangat dan kinerja kita. Jadi gandeng teman, ortu, guru dsb untuk membantu atasi kegalauanmu selama ini.

Keempat, baca biografi orang yang sukses dalam hidupnya. Kamu bisa baca kisah para sahabat rasulullah saw., dan juga orang-orang sukses jaman kiwari. Siapa tahu bisa tambah bikin semangat. Cobalah.
So, meski banyak generasi galau, don’t follow. Sebaliknya, ajak mereka supaya nggak galau lagi. Caranya? Coba mulai dengan ngasih artikel gaulislam edisi ini dan ajak diskusi. Sip kan?

� a l pJ �C nikmati setiap candaan spontan temen-temen kita dan masih banyak kesenangan lainnya yang nggak bakalan bisa kamu dapetin di jejaring sosial. Menurut kamu, temen yang kamu pergauli dengan cara chat via BBM/FB/Twit, video call via Skype, nyoret-nyoret wall mereka lebih seneng diperlakukan seperti itu daripada interaksi sosial secara langsung? Kalo jawabannya ‘Ya”, artinya kamu ato temen kamu sakit!


Selain memberikan ilusi akan sosialisasi yang palsu, jejaring sosial juga memiliki seabrek permasalahan lainnya, beberapa di antaranya adalah: 
Pertama, jejaring sosial sering menjadi ajang “childish” alias kekanak-kanakan. Sebagian merupakan efek dari narsisme, dimana doi pengen banget dapet perhatian orang lain. Pastinya sudah sering denger orang complain di jejaring sosial hanya karena hal sepele, kayak laper, pusing, dingin, nggak dibeliin Ipad, engga diijinin kawin ama ortunya (loh?) dan sebagainya. Apa untungnya memposting permasalahan yang sedang kita hadapi? Supaya seluruh dunia ngebacanya? Ngebuka aib sendiri? Atau kesulitan menerima kenyataan yang sedang kamu hadapi? Come On Grow Up Guys!

Kedua, penyimpangan penggunaan jejaring sosial untuk tujuan jahat, sudah sering kita denger orang tertipu dari jejaring sosial, mulai ketipu dari hal yang kecil sampai ketipu jenis kelamin pasangannya yang dikenal via jejaring sosial, karena data jenis kelaminnya di jejaring sosial dimanipulasi. Sangat susah untuk bisa kita cerna dengan logika kita: sad, but it’s true (**sambil nyanyi lagunya Metallica!)

Ketiga, sumber berbagai permasalahan interpersonal. Mulai dari sindir-sindiran via status update, kesinggung karena salah baca updetan temen, Ge-er ama status temen (dikira dirinya, padahal bukan), sampai yang berujung perceraian juga sudah terjadi, udah wasting time nambah masalah pula, rugi bener.

Keempat, alat marketing yang digunakan terlalu berlebihan. Udah jamak jaman sekarang berbagai produk dicantumkan, follow us on fb or twitter. Banyak perusahaan mengganggap jejaring sosial adalah alat marketing murah meriah yang cukup populer, coba deh kamu tanya diri kamu sendiri, buat apa sih follow sebuah produk gitu loh? Masih lumayan follow seorang pakar di bidang tertentu, karena kita berharap bisa belajar banyak dari informasi yang dia share di jejaring sosial, nah ini follow produk? Misal kita follow produk popok bayi, ngapain kita (manusia) “mengikuti” popok bayi? Apa engga lebih baik kita mengikuti Nabi Muhammad saw.? Nyadar dong kalo kita udah dijadikan obyek marketing gratisan!

Kelima, permasalahan klasik, yakni soal privasi. Data apapun itu bentuknya, ketika kita pengen ngehapus (bener-bener hilang, bukan nonaktif) ternyata terlalu berharga bagi para penyedia jasa jejaring sosial. Sebab, bagi mereka setiap data ada harganya. Data yang sudah mereka peroleh dengan mudah dari para usernya yang susah payah mendaftar dengan suka rela, tidak serta merta hilang ketika kita seorang user menutup akun-nya. Ini memunculkan pertanyaan mendasar, data-data tersebut sebenernya punya siapa? Kalo kemudian ada yang nyari duit dari data-data kita tersebut, mestinya kita berhak memperoleh bagian dari penjualannya dong. Tul nggak?

Bijak gunakan jejaring sosial

Menimbang kemudhorotan dan manfaat dari jejaring sosial, mestinya kita bisa dengan mudah menentukan kudu gimana kita dengan kondisi jejaring sosial saat ini. Yang jelas sikap idealnya adalah meninggalkannya jika tak mampu memanfaatkan dengan benar dan baik. Namun bila hal itu ada niat dan mampu untuk menyampaikan dakwah dan menunjang tersebarnya dakwah via internet, silakan saja. Buletin gaulislam juga punya kok akun di fb dan twitter untuk menunjang penyebaran informasi dakwah. Ya, sebatas keperluan itu saja.

Memang hukum dasarnya adalah mubah untuk penggunaan teknologi semacam ini, dari sudut pandang usul fiqih, mubah adalah kondisi hukum yang berupa pilihan yang diserahkan pada manusia, yang dimaksud dengan pilihan di sini adalah pilihan untuk melakukan maupun tidak melakukan aktivitas tersebut, tentunya harus ditimbang dengan standard syar’i. Jadi kita musti menimbang permasalahan penggunaan jejaring sosial ini sesuai dengan kondisi yang kita hadapi.

Fenomena maraknya jejaring sosial di Indonesia ini juga mengindikasikan bagaimana kualitas umat Islam di negeri kita, karena sebagai seorang muslim kita kudu bisa menghargai waktu dengan baik dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan hadis daro Abu Hurairah r.a.: “Nabi bersabda, salah satu ciri baiknya keislaman seseorang adalah ketika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat (bagi dunia dan akhiratnya)”. Dari hadis tersebut bisa kita tarik kesimpulan kalo emang keislaman umat di Indonesia ini baik, sudah pasti hal-hal yang tidak bermanfaat pasti nggak akan laku, bukan malah sebaliknya.

Get Real, Bro! Kalo kamu emang punya pemikiran jenius tiada taranya, tuangkan pemikiran kamu dalam amalan yang “Real”, supaya orang lain merasakan hebatnya kontribusi pemikiran jenius kamu! Buat apa kamu tuangkan pemikiran jenius kamu di jejaring ‘soksial’ dan kemudian ngerasa “besar” di FB/Twit karena banyak temenya atau follower-nya yang ngerespon pemikiran-pemikiran kamu, tapi kehidupan nyata, you’re nothing!

Kita kudu kembali bersosialisasi dengan “real”! Sosialisai itu gampang kok dan mengasyikan, nggak perlu media-mediaan, and so pasti sangat manusia banget dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hiduplah lebih banyak di dunia nyata, buatlah “sesuatu” in real life, Islam masih memerlukan banyak banget pejuang-pejuang tangguh dan jenius seperti kamu untuk menegakkan kembali kekhalifahan di muka bumi ini. So, banyak-banyaklah bersyukur terhadap apa yang sudah kamu dapet saat ini, semoga bermanfaat.


All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting