live chat fb



17.9.12

Cerita Dongeng Anak: Angka Nol yang Sombong

Semangat Pagi adik-adik, kali ini kakak akan menulis sebuah cerita dongeng anak yang berjudul “Angka Nol yang Sombong”. Bagi adik-adik yang sudah merasa pernah mendengar Dongeng yang berjudul Angka Nol yang Sombong ini pastinya sudah tahu dari mana kakak mengambil cerita dongeng ini. Benar..!! Cerita Dongeng ini kakak ambil dari majalah BoBoyang terkenal itu. Dongeng ini juga merupakan karangan dari Kakak Djoni. Langsung saja kita simak Cerita Dongeng berikut ini.

Natasha sudah masuk TK. Sebagai hadiah, Papa membeli sebuahWhiteBoard (papan putih) dan spidol. Dengan gembiranya Natasha punbelajar menulis di White Board yang telah dibelikan oleh Papanya tersebut. Dia menulis angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 0. Dia ingin menunjukkan tulisannya tersebut pada Papa nanti sore. Setelah puas melihat tulisannya itu, Natasha pun pergi bermain.
Melihat tidak ada orang didalam kamar, angka-angka itu meloncat turun dari White Board. “Mari kita bermain sepuas-puasnya!” Kata mereka.

angka 9 : “Kita bermain menjadi benda lain.”  
angka 0 : “Baiklah, Saya akan meniru menjadi roda mobil.”
angka 1 : “Saya akan meniru menjadi tiang listrik.”
angka 2 : “Kalau saya akan meniru menjadi angsa.”
dan seterusnya, sampai angka 9 lagi. Wah ramai sekali acara main mereka. Tiba-tiba angka 1 berkata, “Stop..! Jangan main lagi. Sekarang kita berbaris.”Tak lama kemudian mereka pun berbaris mulai dari angka 1 sampai angka 0.
Dengan bangganya angka q berkata, “Saya berbaris di paling depan, berarti saya yang paling besar.” Tidak lama kemudian angka 2 pun segera berkata pada angka 1, “Berdiri paling depan bukan berarti paling besar. Nilai saya dua kali lipat lebih besar dari pada kamu. Berarti saya lah yang paling besar.” 
“Kamu salah angka 2, kamu memang lebih besar dua kali lipat dari angka 1. Tetapi saya lebih besar tiga kali lipat dari angka 1, jadi sayalah yang paling besar disini.” kata angka 3. Pada saat itu pula, angka-angka yang lain juga mengatakan hal yang sama. Mereka beranggapan bahwa merekalah yang paling besar.
Tiba-tiba angka 9 pun bangkit berdiri dan berkata, Kalian jangan ribut. Saya lebih besar sembilan kali lipat dari angka 1, jadi sudah pasti sayalah yang paling besar diantara kalian.” Kemudian angka-angka yang lain pun menjadi terdiam.
Sementara itu angka 0 yang berdiri di barisan yang paling ujung hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia sadar, bahwa dirinya tidak memiliki nilai dibandingkan angka-angka lainnya yang berbaris tadi. Pada saat itu angka 1 berjalan ke hadapannya dan berkata, “Di antara semua angka, memang saya yang paling kecil. Tetapi jika dibandingkan dengan angka 0, saya masih lebih besar.”
Angka 0 berfikir bagaimana caranya supaya dia tidak dipermalukan angka lain. Tiba-tiba dia berseru, “Ini tidak benar. Saya bukanlah angka yang tidak bernilai. Coba kalian perhatikan, jika saya berdiri di samping salah satu darikalian, kalian akan lebih besar sepuluh kali lipat.”
Untuk membuktikannya, angka 0 berdiri disamping angka 4. Angka 4 tersebut langsung berubah menjadi angka 40, kemudian angka 0 berdiri lagi di samping angka 9. Angka 9 itu pun langsung berubah menjadi angka 90. Hebat sekali angka 0 itu ya.. Sambil tersenyum angkuh, angka 0 memandangi angka 1 sampai angka 9 sambil berkata, “Bagaimana? Bukankah saya lebih besar daripada kalian semua?”  
Angka 0 kini mulai memandang remeh angka-angka yang lainnya.  Hal inimembuat angka-angka yang lain menjadi marah. Setiap kali angka 0 mendekati mereka, mereka langsung menjauh. Karena tidak ada angka yang lain, maka angka 0 tersebut tetap menjadi angka 0, dan tidak bernilai lagi.
Tiba-tiba terdengar langkah kaki, angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9 meloncat keWhite Board dan berbaris seperti sebelumnya. Hanya tinggal angka 0 sajayang menangis sedih. Melihat di White Board hanya ada angka 1 sampai 9saja, Natasha berseru heran, “Ke mana perginya angka 0? Padahal tadi aku sudah jelas-jelas menulisnya.”
Tidak lama kemudian tiba-tiba Natasha mendengar suara tangisan yang halus. Dan rupanya yang menangis tersebut adalah angka 0 yang telah di tulis oleh Natasha di White Board. “Kenapa kamu menangis?” tanya Natasha. Kemudian angka 0 menceritakan kepada Natasha tentang apa yang terjadi tadi. Natasha pun berkata, “Kalian semua sama berharganya bagiku. Jika kurang satu saja dari kalian, maka aku tidak akan bisa berhitung lagi.” 
Demikianlah Cerita Dongeng Anak: Angka Nol yang Sombong ini kakak tulis semoga dapat bermanfaat bagi Adik-adik semua. Pesan moral yang terdapat dalam Dongeng diatas adalah “Jangan pernah sombong dan selalu menerima keadaan yang ada”. Sampai jumpa pada Dongengberikutnya ya…

All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting