Semangat Pagi adik-adik, kali ini kakak akan menulis sebuah cerita
dongeng anak yang
berjudul “Angka Nol yang Sombong”. Bagi
adik-adik yang sudah merasa pernah mendengar Dongeng yang berjudul Angka Nol
yang Sombong ini pastinya sudah tahu dari mana kakak mengambil cerita dongeng ini. Benar..!! Cerita Dongeng ini
kakak ambil dari majalah BoBoyang
terkenal itu. Dongeng ini juga merupakan karangan dari Kakak Djoni. Langsung saja kita simak Cerita Dongeng
berikut ini.
Natasha sudah masuk TK. Sebagai hadiah, Papa
membeli sebuahWhiteBoard (papan putih) dan spidol. Dengan
gembiranya Natasha punbelajar menulis di White Board yang telah dibelikan oleh Papanya
tersebut. Dia menulis angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 0. Dia ingin menunjukkan
tulisannya tersebut pada Papa nanti sore.
Setelah puas melihat tulisannya itu, Natasha pun pergi bermain.
Melihat tidak ada orang didalam kamar,
angka-angka itu meloncat turun dari White
Board. “Mari kita bermain sepuas-puasnya!” Kata mereka.
angka 9 : “Kita bermain menjadi benda lain.”
angka 0 : “Baiklah, Saya akan meniru menjadi roda mobil.”
angka 1 : “Saya akan meniru menjadi tiang listrik.”
angka 2 : “Kalau saya akan meniru menjadi angsa.”
dan seterusnya, sampai angka 9 lagi. Wah ramai
sekali acara main mereka. Tiba-tiba angka 1 berkata, “Stop..!
Jangan main lagi. Sekarang kita berbaris.”Tak lama kemudian mereka
pun berbaris mulai dari angka 1 sampai angka 0.
Dengan bangganya angka q berkata, “Saya berbaris di paling depan, berarti saya yang paling besar.” Tidak lama kemudian angka 2 pun segera
berkata pada angka 1, “Berdiri paling depan bukan berarti paling besar.
Nilai saya dua kali lipat lebih besar dari pada kamu. Berarti saya lah yang
paling besar.”
“Kamu salah angka 2, kamu memang lebih besar
dua kali lipat dari angka 1. Tetapi saya lebih besar tiga kali lipat dari angka
1, jadi sayalah yang paling besar disini.” kata angka 3. Pada saat itu pula, angka-angka yang lain juga
mengatakan hal yang sama. Mereka beranggapan bahwa merekalah yang paling besar.
Tiba-tiba angka 9 pun bangkit berdiri dan
berkata, “Kalian jangan ribut. Saya lebih besar sembilan kali lipat dari angka 1, jadi
sudah pasti sayalah yang paling besar diantara kalian.” Kemudian
angka-angka yang lain pun menjadi terdiam.
Sementara itu angka 0 yang berdiri di barisan
yang paling ujung hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia sadar, bahwa dirinya
tidak memiliki nilai dibandingkan angka-angka lainnya yang berbaris tadi. Pada
saat itu angka 1 berjalan ke hadapannya dan berkata, “Di antara semua angka, memang saya yang paling kecil. Tetapi jika
dibandingkan dengan angka 0, saya masih lebih besar.”
Angka 0 berfikir bagaimana caranya supaya dia
tidak dipermalukan angka lain. Tiba-tiba dia berseru, “Ini
tidak benar. Saya bukanlah angka yang tidak bernilai. Coba kalian perhatikan, jika saya berdiri di samping salah satu
darikalian, kalian akan lebih besar sepuluh kali lipat.”
Untuk membuktikannya, angka 0 berdiri
disamping angka 4. Angka 4 tersebut langsung berubah menjadi angka 40, kemudian
angka 0 berdiri lagi di samping angka 9. Angka 9 itu pun langsung berubah
menjadi angka 90. Hebat sekali angka 0 itu ya.. Sambil tersenyum angkuh,
angka 0 memandangi angka 1 sampai angka 9 sambil berkata, “Bagaimana? Bukankah saya lebih besar daripada kalian semua?”
Angka 0 kini mulai
memandang remeh angka-angka yang lainnya. Hal inimembuat angka-angka yang lain menjadi marah.
Setiap kali angka 0 mendekati mereka, mereka langsung menjauh. Karena tidak ada
angka yang lain, maka angka 0 tersebut tetap menjadi angka 0, dan tidak
bernilai lagi.
Tiba-tiba terdengar langkah kaki, angka
1,2,3,4,5,6,7,8,9 meloncat keWhite Board dan
berbaris seperti sebelumnya. Hanya tinggal angka 0 sajayang menangis sedih. Melihat di White Board hanya ada angka 1 sampai 9saja,
Natasha berseru heran, “Ke mana perginya angka 0? Padahal tadi aku sudah
jelas-jelas menulisnya.”
Tidak lama kemudian tiba-tiba Natasha
mendengar suara tangisan yang halus. Dan rupanya yang menangis tersebut adalah
angka 0 yang telah di tulis oleh Natasha di White
Board. “Kenapa kamu menangis?” tanya Natasha. Kemudian angka 0
menceritakan kepada Natasha tentang apa yang terjadi tadi. Natasha pun berkata, “Kalian semua sama berharganya bagiku. Jika kurang satu saja dari kalian, maka aku tidak akan bisa berhitung
lagi.”
Demikianlah Cerita Dongeng Anak: Angka Nol yang Sombong ini kakak tulis semoga dapat
bermanfaat bagi Adik-adik semua. Pesan moral yang terdapat dalam Dongeng diatas
adalah “Jangan pernah sombong dan selalu menerima keadaan yang ada”. Sampai
jumpa pada Dongengberikutnya ya…