09:25 in
Syahdan,
seorang saudagar tua keluar dari rumahnya yang megah bak istana. Tampak seorang
anak muda duduk murung di depan rumahnya. Sebentar-sebentar menghela nafas
panjang. Si saudagar menghampiri dan bertanya, “Anak muda, kenapa mukamu begitu
murung, apakah kamu sedang ditimpa kemalangan?”
Sambil
menggelengkan kepala, dia menjawab, “Aku orang miskin, nasibku jelek, tidak
punya rumah, tidak punya pekerjaan, dan sering kelaparan. Bagaimana aku tidak
murung?”
“Haha,
seharusnya kamu gembira karena sebenarnya kamu kaya raya.”
“Tolong, Pak
Tua, jangan permainkan aku. Aku tidak sedang bergaurau,” kata si pemuda dengan
kesal.
“Baiklah, aku
ingin bertanya. Jika aku membayar 10 keping emas, maukah kamu menukarkan
kesehatan badanmu, dan besok kamu menderita sakit?”
“Tidak mau!”
jawab pemuda itu.
“Jika aku
bayar lagi 20 keping emas, maukah kamu menukarkan keremajaanmu, dan besok kamu
berubah menjadi kakek-kakek?”
“Tidak mau!”
“Aku
tambahkan lagi 30 keping emas. Maukah kamu menukarkan kecakapanmu, dan besok
kamu berubah bermuka jelek menyeramkan?”
“Tidak mau!”
“Sekarang,
aku bayar 40 keping emas. Maukah kamu menukarkan kebijaksanaanmu, dan besok
berubah menjadi orang bodoh dan idiot? Dan terakhir, aku tambah lagi 50 keping
emas, maukah kamu menukarkan nuranimu, dan besok kamu boleh mulai menipu dan
membunuh orang?”
“Tidak mau!”
“Nah, aku
sudah menawarkan kepadamu total 150 keping emas. Tetapi, tidak bisa membeli apa
pun dari dirimu. Berarti apa yang tidak mau kamu jual pasti tidak ternilai
harganya. Sesungguhnya kekayaan yang melekat pada dirimu berharga jauh melebihi
150 keping emas. Itulah modalmu.
Maka,
berusahalah. Dibandingkan dengan apa pun, dirimu dan kehidupan yang kamu miliki
saat ini adalah jauh lebih berharga. Karena selama kamu masih mempunyai
kehidupan, apa pun yang kamu inginkan, asalkan mau berusaha dan berjuang dengan
sungguh-sungguh, suatu hari pasti akan menjadi lebih kaya dari hari ini.”
Mendengar
kata-kata si kakek, si anak muda seketika tersadar. Dia pun segera bangkit
berucap, “Kakek, terima kasih atas penawaran kebijakanmu. Berapa pun yang
ditawarkan, aku tidak akan menukar dengan apa pun yang aku miliki. Aku sungguh
malu dan menyesal telah menyia-nyiakan masa mudaku dengan selalu murung,
menyesali nasib, dan malas berusaha.
Sekarang aku
sadar, ternyata aku bukanlah orang miskin. Aku punya modal yang cukup. Aku
berjanji mulai saat ini tidak akan mengeluh dan rajin berusaha untuk menambah
kekayaaan yang telah aku miliki.”
Dan, pemuda
itu pun bergegas pergi untuk memulai lembaran hidup barunya. (*)
***
Masihkah Anda
merasa kurang beruntung hari ini dibandingkan orang lain?
Dua mata yang
masih bisa melihat dengan normal, lidah yang tidak bisu, dua tangan dengan
jari-jari utuh, telinga yang tidak tuli, dan dua kaki yang sempurna.
Apakah Anda
harus berjalan ke sana
ke mari dengan menggunakan kruk karena kaki Anda buntung satu? Apakah kulit
tubuh Anda mengelupas mengerikan karena terserang penyakit lepra? Sudahkah Anda
dengar atau baca berita hari ini tentang kematian si A, sementara Anda masih
diberi kesempatan hidup olehNya?
Tahukah Anda
‘Atha’ bin Rabah, orang yang paling alim pada zamannya itu adalah seorang
mantan budak berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh tangannya, dan berambut
keriting? Ahnaf bin Qais, orang Arab yang dikenal paling sabar dan penyantun
ini sangat kurus tubuhnya, bongkok punggungnya, melengkung betisnya, dan lemah
postur tubuhnya? Atau Al-A’masy, ahli hadits kenamaan di dunia ini adalah sosok
manusia yang sayu sorot matanya, mantan seorang budak yang fakir,
compang-camping baju yang dikenakannya, dan tidak menarik penampilan diri dan
rumahnya?
Acapkali kita
memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita lupa mensyukuri apa yang sudah
ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera,
padahal kita masih memegang kunci kebahagiaan yang sesungguhnya.
Maka, mari
pikirkan dan renungkan kembali apa yang ada pada diri dan apa saja yang
tersedia di sekeliling kita. Dan belajar untuk lebih mensyukurinya.
***
Allah,
jadikan Al-Qur’an sahabat kami dalam senang dan susah.