Bismillahirrahmanirrahim...
Pada suatu hari, ada seekor tikus yang ke luar dari
sarangnya dan pergi ke lumbung padi. Tikus itu melihat ada jebakan tikus. Si
tikus berlari menemui ayam dan menceritakan bahwa di lumbung padi ada jebakan
tikus yang berbahaya. Ayampun cuek mendengar cerita tikus.
Tikus berlari menemui kambing dan bercerita bahwa di lumbung
padi ada jebakan tikus, kambingpun cuek. Tikus berlari lagi menemui sapi dan
menceritakannya, sapipun cuek. Tikus berlari menemui ular dan menceritakannya,
ularpun cuek.
Sampai akhirnya pada pagi hari, pak tani pergi ke lumbung
padi untuk melihat jebakannya, apakah mendapatkan tikus. Ternyata yang terjebak
bukan tikus, melainkan ular. Melihat pak tani datang, ular marah dan mematok
kaki pak tani. Pak tani membalasnya dengan menebaskan goloknya, dan ularpun
mati.
Melihat kakinya kena bisa, pak tani pergi ke dokter. Kata
dokter, supaya cepat sembuh mesti makan yang bergizi. Begitu pulang, pak tani
memotong ayamnya. Lukanya ternyata tidak sembuh-sembuh. Dipanggillah pak kyai
untuk mendo'akan kesembuhannya, maka dipotonglah kambing. Sakitnya pak tani
makin parah, dan akhirnya pak tani meninggal dunia. Orang-orang sekampung pada
datang untuk menyelawat, maka dipotonglah sapinya.
Pesan cerita di atas, awalnya musibah itu hanya menimpa
ular, namun toh akhirnya ayam, kambing, dan sapi juga jadi korban. Jangan
sampai karena bukan kita yang jadi korban, kemudian kita tidak ambil pusing,
toh akhirnya kita juga kena getahnya.