live chat fb



5.3.12

Ampuni kelalaian kami ya Allah. Bermartabat


Penulis : Jamil Azzaini


Masih ingat Asep, driver taksi yang sangat mencintai ibunya dan ingin memberangkatkan ibunya ke tanah suci? Setelah kisahnya saya tulis di sini, saya dan beberapa teman ingin mewujudkan mimpinya memberangkatkan ibunya Asep umroh. Sayapun sudah menghubungi biro haji dan umroh, bahkan saya diberi harga khusus.
Setelah semua oke, saya telepon Asep dan berjanji bertemu di bandara Soekarno Hatta bersama ibunya. Hari itu, sebelum terbang ke Makassar, saya menunggunya selama 2 jam di bandara, namun Asep dan ibunya tak juga muncul. Saya coba telepon lagi tapi tidak pernah tersambung. Beberapa hari kemudian Asep menelepon saya dan meminta maaf karena ia telah kehilangan handphone-nya.
Kami lalu berjanji untuk bertemu lagi. Namun setiap kali saya meneleponnya tidak kunjung tersambung. Akhirnya saya menghubungi perusahaan taksi tempat Asep bekerja (Blue Bird) melalui Twitter, kemudian ditindaklanjuti via telepon. Setelah menunggu beberapa pekan, Rabu kemarin customer service perusahaan taksi tersebut menelepon saya, mengabarkan bahwa ibunya Asep tidak mau saya berangkatkan umroh. Alasannya sederhana, “Saya belum kenal bapak Jamil.”
Mendengar kabar itu, saya sedih bercampur kagum. Saya teringat seorang tukang ojek sepeda yang dibelikan makanan enak tapi tak mau makan. Walau sudah dijelaskan itu makanan halal, tetap saja ia tak mau makan. Alasannya sederhana, “Saya harus tahu apa yang saya makan.”
Betapa banyak orang yang menjaga dirinya dan berhati-hati menerima bantuan. Merekapun menjaga agar apa yang masuk ke dalam perutnya adalah sesuatu yang ia pasti tahu dan baik baginya. Menurut saya, orang-orang semacam inilah yang punya harga diri dan bermartabat.
Martabat tidak berhubungan dengan kekayaan dan kedudukan. Banyak orang kaya dan punya posisi tinggi tetapi tidak punya martabat. Mereka adalah orang kaya yang memamerkan kekayaannya, padahal jutaan orang lain, termasuk tetangganya, hidupnya masih melarat. Mereka adalah orang-orang yang punya posisi tinggi tetapi selalu minta dilayani, bukan melayani orang-orang yang dipimpinnya.
Orang-orang bermartabat selalu menjaga sikap dan perbuatan. Mereka tidak silau dengan gemerlapnya dunia. Mereka tidak mudah mengikuti arus. Mereka adalah orang yang hidupnya sederhana dan bersahaja, namun pikiran dan hatinya merdeka. Hidupnya mungkin tak dikenal manusia, tetapi kehebatannya mungkin tersiar di penduduk langit. Kepada merekalah kita seharusnya berguru dan belajar tentang martabat.

All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting