Apa yang keluar dari hati akan mengena di hati. Ya,
begitulah pepatah mengatakan. Apa yang engkau keluarkan dari hati, pasti akan
mengena ke hati. Hati adalah bagian yang paling halus dalam diri. Karena di
situlah Allah menempatkan nurani berada, karena di situlah rasa kasih dan
sayang terlahir. Rasa sedih, rasa gembira adalah pantulan dari hati, walau
engkau hanya berdiam diri.
Tak peduli bagaimana tampilan luar yang terlihat, tak
selamanya itulah yang terlihat sesungguhnya. Hati orang yang beriman dikatakan
adalah hati yang paling halus. Hati yang begitu peka dalam merasakan setiap
yang terjadi. Hati yang mudah tersentuh ketika melihat yang terjadi. Itu karena
hati orang yang beriman begitu bersih, tanpa terhalang adanya hijab dalam
merasakan sesuatu. Langsung mengena tanpa terhalang sekat-sekat yang
menghalangi.
Sesuatu pemberian yang dari hati akan sangat terasa walau
dalam bentuk fisik sangatlah kecil. Sesuatu yang dikatakan dari hati akan
menyentuh hati bagi yang mendengarnya. Karena hati yang sesungguhnya akan
tercermin bagaimana semuanya bersikap dan berlaku, senyum yang tulus, sapaan
yang hangat, perkataan yang lembut, atau mungkin hanya sekedar tatapan mata
yang ringan karena Allah.
Jika berbicara manusia yang memiliki hati yang paling
lembut, maka dialah Rasulullah SAW. Bagaimana semua orang terpesona akan pribadinya.
Tidak terbatas dalam lingkup keluarga pada istrinya, tapi juga
sahabat-sahabatnya, bahkan musuhnya sekalipun.
Sikap dan tingkah laku Rasulullah SAW adalah sikap dan
tingkah laku yang terbaik yang diberikan kepada semua orang, dalam setiap waktu
dan keadaan, kepada siapa pun tanpa memandang kedudukan.
Perhatikanlah yang dikatakan betapa terjaga sahabat dan
tetangganya dari lisan dan sikapnya. Bahkan kepada pembantunya sekalipun.
Begitu besar pengertiannya kepada setiap orang, ketika meredakan kecemburuan
Aisyah, ketika menghibur anak Abu Umair yang kehilangan burung (hewan
peliharaan), “Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh si Nughair?”
Subhanallah… Ah, bagaimana kami tidak merindukanmu, ya Rasulullah SAW.
Selembut dan seramah itulah hati milik orang-orang yang
beriman. Karuniakanlah kami, Ya Rabb.
Wallahu a’lam bishshawab.