Begitulah kehidupan berjalan. Seseorang akan selalu melihat
kondisi orang lainnya. Membandingkan, mengandaikan, membayangkan,
mengkhayalkan….. “Andai saja aku bisa seperti dia, betapa bahagianya….” Orang
Jawa menyebut, hidup itu “sawang sinawang”, saling melihat kepada yang lain.
Itulah sebabnya orang tidak bahagia. Karena ia mengharapkan
sesuatu yang tidak nyata. Ia mengkhayalkan sesuatu yang bukan dirinya. Ia
membayangkan posisi yang bukan haknya. Ia terus dikejar keinginan yang tidak
pernah kesampaian. Ia mengejar kebahagiaan seperti yang ia lihat pada orang
lain. Ia mencari kebahagiaan sebagaimana ia saksikan pada banyak kalangan
manusia.
Itulah sebabnya orang
tidak bahagia. Karena ia mencari dari orang lain. Ia tidak masuk ke dalam
dirinya sendiri, dan menemukan kebahagiaan di dalam dirinya sendiri. Harusnya
ia selalu menikmati semua yang ada. Merasakan kasih sayang Tuhan dalam setiap
kejadian yang menimpanya. Menghayati kehidupan dari semua pemberian Tuhan yang
didapatkan setiap hari. Sedikit atau banyak, itu tinggal cara kita
menghitungnya.
Becak atau mobil mewah, itu hanya benda-benda, sama dengan
benda lainnya. Orang bosan setiap hari naik mobil mewah, ia akan merasa bahagia
suatu ketika naik becak di Jogjakarta. Orang bosan setiap hari naik becak, ia
akan merasa bahagia naik mobil suatu ketika. Karena mobil mewah dan becak
hanyalah benda-benda. Bukan di situ letak bahagia.
Jabatan, posisi,
kedudukan itu hanyalah atribut kehidupan, sama dengan atribut lainnya. Orang
mengira posisi di atas dirinya itu yang membahagiakan. Padahal posisi yang
diinginkan itu hanyalah atribut kehidupan. Asesoris kehidupan, sama dengan asesoris
yang lainnya. Bukan di situ letak bahagia.
Bahagia itu letaknya di dalam jiwa. Bukan pada benda-benda.
Bukan pada atribut dan asesoris kehidupan. Maka carilah kebahagiaan dengan
menyelam ke dalam jiwa kita sendiri. Bukan dengan mengkhayalkan hak orang lain
yang tidak kita miliki. Jika anda terus mencari-cari kebahagiaan kepada
benda-benda, selamanya anda tidak akan pernah bisa merasakan bahagia. Jika anda
terus menerus mencari kebahagiaan kepada atribut-atribut, selamanya anda tidak
akan pernah bisa merasakan bahagia.
Bahagia itu letaknya di dalam jiwa. Benda-benda,
atribut-atribut, asesoris-asesoris, itu hanya hiasan saja. Sama dengan hiasan
lainnya.
Temukan kebahagiaan
di dalam jiwa anda. Selamat pagi, selamat berlibur bersama keluarga, selamat menemukan
kebahagiaan.