live chat fb



24.2.12

Apakah mimpi itu bisa terwujud


Aku mimpi dengan kepercayaan, dan ditambah perbuatan untuk mewujudkannya, adalah mimpi yang merubah dunia, mimpi yang membuat wajah peradaban kita seperti saat ini, atau setidaknya, mimpi yang membuat keberadaan kita menjadi seperti sekarang.

Mimpi yang membuat ayah kita menikahi ibu kita, mimpi yang membuat tukang sapu mengeruk sampah di depan rumah kita tiap pagi, mimpi yang membuat para penemu membikin telepon dan teve, mimpi yang membuat pengusaha menjadi kaya, mimpi yang memaksa anak yatim mengemis di jalanan, mimpi yang membujuk Mbak Inem pergi ke Malaysia, mimpi yang membuat presiden resah di depan wartawan. Banyak sekali mimpi itu. Berjejalan di sekitar kita.





Ah, atau mungkin, kau tidak bermimpi. Kau tidak menyimpan sesuatu di kepala itu. Tidak ada elektron di neuron yang bereaksi, tak ada hormon yang mengalir ke pembuluh darah. Tak ada sesuatu di sana. Kau hanya percaya pada ‘sesuatu’ dan lalu berbuat. Padahal, ah, apakah kau benar-benar mengetahui apakah ‘sesuatu’ itu? Apakah kau sudah memeriksa keberadaannya? Ataukah kau hanya berbuat, terdesak, dan –seperti makhluk primitif lain, bertindak tanpa pikir. Ah. Apakah kau tak bermimpi?

Pada takdir itu pula Allah menciptakan malaikat. Dengan takdirnya mengurusi kehidupan. Malaikat makhluk yang tunduk pada titah-Nya yang agung untuk menyelenggarakan kehidupan bagi makhluk-makhluk yang lain. Ada malaikat menjagamu di saat kau terlelap, ada malaikat mengatur orbit bumi saat manusia di atasnya sibuk berbisnis. Malaikat, hewan, tumbuhan, dan seluruh isi alam semesta semua tunduk pada-Nya. Pada Allah semua berserah

Sementara manusia, entitas yang menjadi makhluk paling mulia diberi pilihan, diberi irodah, keinginan manusia selama ia hidup. Faalhamaha fujuraha wa taqwaha, bahwa manusia diberi kesempatan untuk memilih, itulah takdirnya. Dan dengan pilihannya itu ia akan menentukan apakah mulia ataukah hina hidupnya. Dan dengan pilihan itu ia pula akan dihakimi di akhirat kelak. Akankah surga atau neraka. Bahwa pilihan-pilihan inilah yang terikat pula pada manusia, yang menjadi takdir pula bagi manusia, bahwa ia adalah sesuatu yang tidak akan terlepas hingga kita menghembuskan nafas terakhir.

Maka, takdir yang ini bernama ikhtiar, usaha manusia, yang membuatnya tunduk pada irodatullah. Dan pada takdir itu pula, Allah memberi manusia pilihan, takdir manusia adalah memilih, dan berusaha. Maka Allah yang akan menentukan baginya, apakah baik kesudahannya, ataukah buruk. Dan Allah Maha Pengasih yang memberi ketetapan dengan perkasa.

All. Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Visitantes

My Blog List

Baca Juga Yang Ini Ya.......

search

Pengikut

My Blog List

Headlinews

Translate

BERITA TERKINI

JADWAL SHALAT

JADWAL SHALAT:

div>

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting