Pesan untuk Keluarga
Penulis : Jamil Azzaini
Saya memiliki kebiasaan setiap Lebaran. Usai shalat Idul
Fitri, semua anggota keluarga saya kumpulkan. Setelah semua duduk manis, saya
mengucapkan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf kepada istri dan anak bila
selama satu tahun banyak hal yang tidak berkenan. Selanjutnya saya menyampaikan
“nasihat dan harapan-harapan yang harus kita capai” untuk satu tahun
berikutnya.
Selain itu, saya biasanya menyampaikan harapan saya kepada
semua anggota keluarga satu per satu. Setelah saya selesai bicara, secara
bergiliran, istri dan anak saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan isi
hatinya. Acara ditutup dengan saling berjabatan tangan dan berpelukan.
Lebaran tahun ini pesan saya adalah tentang perilaku satu
orang berdampak pada keluarga. “Buku dan training bapak laris, boleh jadi
karena do'a dari kalian semua. Bisnis mamamu terus maju, boleh jadi karena
ciuman dan dukungan kita semua. Prestasi kalian di sekolah bagus, boleh jadi
karena do'a dan waktu yang kami sediakan untuk mendampingi kalian saat
belajar,” jelas saya.
Saya kemudian melanjutkan, “Bila bapak melakukan hal buruk,
yang malu bukan hanya bapak. Kamu di sekolah malu. Mamamu juga malu bertemu
teman dan saudara-saudaranya. Begitu juga kalau kalian maksiat, yang gelisah
bukan hanya kamu. Bapak jadi malu nulis buku. Bapak jadi tidak percaya diri
memberikan training. Kita semua rugi.”
Untuk menguatkan pesan, saya pun bercerita tentang perilaku
satu ekor semut yang menggigit pimpinan satu pasukan yang berakhir dengan
dibakarnya sarang semut. “Satu semut yang berbuat, namun menyebabkan mati
seluruh semut yang ada di sarangnya. Begitu pula perilaku satu anggota
keluarga, itu bisa mengangkat atau menjatuhkan semua anggota keluarga.”
Lebaran kali ini memang terasa ada yang kurang, karena 2
anak kami yang sudah pandai bicara tidak ikut serta. Mereka berdua berlebaran
di Berlin ,
Jerman. Walau ia cukup lama bicara lewat telepon dan bicara satu per satu
dengan semua anggota keluarga, tetap saja kami tidak bisa memeluk mereka. Walau
jauh, semoga pesan saya ini juga merasuk ke dalam pikiran, hati, dan nurani
anak saya yang sedang belajar di negeri orang. I love you all.